September, oktober dan luka-luka itu
Sudah sepantasnya diriku masih tidak layak untuk dimiliki siapapun.
Manusia memang lucu, secepat itu ia pergi dan kembali.
Kali ini aku tidak ingin banyak menuliskan sesuatu yang seharusnya tidak kalian tahu. Aku hanya ingin menulis sebagai seorang manusia yang banyak sekali merasakan kegagalan.
Orang-orang seperti terlihat jahat semua ya. Apa kita yang terlalu berharap bahwa semua hari hanya selalu untuk kita? Entah kita atau mereka yang jahat. Semoga kata "maaf" selalu tertanam dalam jiwa kita. Semoga salahku dan salahmu tumbuh menjadi pelajaran yang mengubah kita di depan. Kita berhak meminta maaf dan memaafkan juga.
September. Banyak orang sering menyebutkannya juga dengan "sad-tember", luka memang tidak pernah memandang bulan apa yang akan menjadi hujan dari duka-dukamu. Beberapa orang memang sering menganggap bahwa september selalu banyak luka dan air mata, entah itu kegagalan, patah hati, atau tentang diri sendiri. Gimana, capek gak? Capek ya? Iya, sama. Kayaknya udah bosen ya ngomongin evaluasi, ternyata diri sendiri juga butuh healing dan refresing yang bukan hanya sekadar menghabiskan uang. Tapi, mengeluarkan uang untuk diri sendiri. Selama ini kita kerja sebenarnya untuk diri sendiri kan? Di luar keluarga yang sejatinya memang harus kita perhatikan dan bahagiakan. Sudah lah, masalah akan tetap terus datang silih bergantian dengan sendirinya. Sudah sepatutnya kita mengikhlaskan dan melupakan yang ada di belakang. Biarkan bulan itu tetap menjadi misterinya sendiri, biarkan luka-luka itu sembuh sendiri. Kan masih ada bulan selanjutnya. "Oktober" yang tidak tahu akan ada misteri atau kebahagiaan apa di dalamnya. Yang pastinya kita semua ingin yang terbaik buat diri kita sendiri. Terlepas dari itu semua yang terbaik buat kita bukan berarti yang terbaik bagi yang maha kuasa. Ia lebih tahu apa yang kita butuhin, tugas kita berdo'a "semoga kita di beri kuat yang lebih dari bulan-bulan kemarin.
Jangan egois. Dunia isinya bukan kita aja, hehe.
Komentar
Posting Komentar